Senin, 13 Januari 2014

STRATEGI PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KURIKULUM 2013



STRATEGI PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KURIKULUM 2013
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Hingga saat ini Kurikulum kita telah 7 kali mengalami pergantian bahkan akan menjadi 8 kali perubahan artinya kurikulum baru akan segera diliris yaitu kurikulum 2013 yang sedang dilakukan proses sosialisasi. Dikurikulum ini aspek afektif lebih diperhatikan lagi. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan itu. Jika diamati perubahan kurikulum dari tahun 1947 hingga 2006 yang menjadi faktor atas perubahan itu diantaranya: (1) menyesuaikan dengan perkembangan jaman, hal ini dapat kita lihat awal perubahan kurikulum dari rentjana pelajaran 1947 menjadi renjtana pelajaran terurai 1952. Awalnya hanya mengikuti atau meneruskan kurikulum yang ada kemudian dikembangkan lagi dengan lebih menfokuskan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. (2) kepentingan politis semata, hal ini sangat jelas terekam dalam perubahan kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurklum 2006 (KTSP). Secara matematis masa aktif kurikulum 2004 sebelum diubah menjadi kurikulum 2006 hanya bertahan selama 2 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan sebelum-sebelumnya. Dalam kurun waktu yang singkat ini, kita tidak bisa membuktikan baik tidaknya sebuah kerikulum. Hal senada juga diungkapkan oleh Bagus (2008), menyebutkan bahwa lahirnya kurikulum 1968 hanya bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
            Dalam proses berjalannya pembelajaran , diperlukan strategi agar hasil dari proses belajar serta proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Strategi di proses pendidikan ini berisi rencana yang berisi rancangan yang dituangkan di RPP yang terdapat dampak pengiring serta dampak pengajarannya. Untuk kurikulum yang barupun yaitu kurikulum 2013 di perlukan strategi yang sesuai agar mendukung jalannya proses pembelajaran serta evaluasi. Evaluasipun tidak lepas dari adanya seperangkat pengajaran ini atau kurikulum. Berikut adalah penjelasan mengenai strategi penilaian hasil belajar untuk kurikulum 2013.


1.      METODE PENILAIAN
Metode penilaian yang saya fahami adalah cara atau pelaksanaan yang merupakan tindak lanjut dati pengukuran yang berdasarakan pada data-data yang telah terkumpul dimana objek penilai tersebut berhubungan dengan afektif serta psikomotorik dari peserta didik. Evaluasi hasil belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaandan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atautugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.
 Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Metode penilaian ini ada dua jenis yaitu :
a.       Tes

  •       Tes tertulis: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan; esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.
  •   Tes kinerja

§ Perilaku terbatas, yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan
§ Prilaku meluas, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut.

b.      Non tes
            Nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Karakteritik dari non tes ini yaitu :
o   Digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1, spriritual dan KI-2, sosial).
o   Menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.
o   Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.
Teknik dan Instrumen Penilaian
      Teknik
1. Penilaian Unjuk Kerja
            Digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.
*      Daftar Cek
            Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak.
*      Skala Penilaian
              Dilakukan apabila kinerja peserta didik cukup kompleks sehingga tidak cukup hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, misalnya 1, 2, dan 3.
*      Setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3.
*      Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik.


2.      PENILAIAN SIKAP
·         Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek.
·         Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang
·         Komponen penilaian sikap
      Afektif
       perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek
      Kognitif
       kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek
      Konatif (prilaku)
       Kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Sikap  Yang Perlu Dinilai Dalam Proses  Pembelajaran
         Sikap (minat) terhadap materi pelajaran
         Sikap terhadap guru/pengajar
         Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran
·         Teknik penilaian sikap
1.      Observasi perilaku
             Dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah
2.       Pertanyaan langsung
            menanyakan secara langsung tentang sikap peserta didik berkaitan dengan sesuatu hal. (“Peningkatan kedisiplinan, ketertiban, dll.” )
3.      Laporan Pribadi
            Teknik ini meminta peserta didik membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia.

3.PENILAIAN  PROYEK
              Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian proyek adalah sebagai berikut :
      Kemampuan pengelolaan
              Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
      Relevansi
              Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
      Keaslian
              Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
        Sedangkan untuk teknik penilaian proyek yaitu : Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
4.      PENILAIAN  PRODUK
        Merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
      Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
      Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
      Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan
Sedangkan untuk teknik penilaian produk.adalah :
v  Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
v  Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
5.      PENILAIAN  PORTOFOLIO
              Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
              Hal-hal yang perlu diperhatikan :
      Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri
      Saling percayaantara guru dan peserta didik
      Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta
      Milik bersama antara peserta didik dan guru
              didik
      Kepuasan
      Kesesuaian
      Penilaian proses dan hasil (Penilaianportofoliomenerapkanprinsipproses dan hasil. Prosesbelajar yang dinilaimisalnyadiperolehdari catatan gurutentangkinerja dan karyapesertadidik)
      Penilaian dan pembelajaran.
6.      PENILAIAN  DIRI
              Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Jenis – jenis penilaian diri ini yaitu :
      Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu matapelajaran tertentu.
      Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
      Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
      Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
      Penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Untuk menentukan pencapaian kompetensi tertentu, peniaian diri perlu digabung dengan teknik lain.












                                          



Minggu, 05 Januari 2014

TEKNIK NON TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN



Apa yang pertama kali terlintas di benak anda, bila disuguhkan dengan sebuah pertanyaan “Menurut anda apa itu evaluasi?” . Tentunya anda tidak akan menjawabnya hanya dengan senyuman saja ‘kan? Pastinya anda akan menjawab, EVALUASI adalah proses untuk mengetahui ketercapaian sebuah tujuan, salah satu cara menuju perbaikan, kegiatan yang biasa dilakukan guru di sekolah, proses untuk mengukur dan menilai sebuah kegiatan berdasarkan parameter tertentu, atau kegiatan mengambil keputusan tentang keberlangsungan sebuah program. Adakah yang salah dengan semua jawaban tersebut? Tidak ada. Namun alangkah lebih baiknya sahabat semua cari referensi lagi yang akurat dan terpercaya yang bersumber pada pakar-pakar ilmu pengetahuan tentang pendidikan beserta evaluasinya .... ^.^
Jadi pada intinya, evaluasi itu merupakan suatu kegiatan mengukur dan menilai berdasarkan parameter tertentu yang tujuan akhirnya adalah untuk melihat kualitas/tingkat ketercapaian dari kegiatan yang sudah dijalankan. Apakah sudah sesuai dengan yang telah direncanakan atau belum? Apakah kegiatan yang dijalankan sudah layak atau bermanfaat? Apakah kegiatan yang dijalankan harus dimodifikasi atau diganti sama sekali?
Agar proses yang dilakukan tersebut berjalan secara efektif, maka dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan prinsip-prinsip. Salah satunya adalah dengan memilih teknik evaluasi yang sesuai dengan karakteristik yang akan diukur, menggunakan berbagai teknik evaluasi guna mendapatkan evaluasi yang menyeluruh.




Berikut adalah penjelasan mengenai tehnik Evaluasi untuk mengetahui seberapa berhasilnya proses evaluasi berjalan di dalam dunia pendidikan....
TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN
Tentunya, evaluasi mempunyai beberapa teknik yang berusaha mencari solusi lebih baik dalam mengejar keerhasilan belajar. Pada dasarnya evaluasi itu dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk tes yaitu :


  •    Teknik non tes
  •   Teknik tes



JJ{TEKNIK NON TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN{JJ
1.      Karakteristik dari tehnik ini yaitu :
*      Teknik non tes dalam evaluasi pembelajaran yaitu Teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes.   Maksudnya adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.
*       Dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik.
*       Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya.
*       instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra.
2.      Jenis – Jenis Non Tes
1.   Pengamatan (Observation)
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.  Tujuan utama observasi antara lainn :
*      Mengumpulkan  data  dan  inforamsi  mengenai  suatu  fenomena,  baik  yang  berupa peristiwa  maupun  tindakan,  baik dalam  situasi  yang sesungguhnya  maupun  dalam situasi buatan.
*      Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta  didik  dan  guru,  dan  faktor-faktor  yang  dapat  diamati  lainnya,  terutama kecakapan sosial (social skill)
*      Menilai  tingkah  laku  individu  atau  proses  yang  tejadi  dalam  situasi  sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.
Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
*      Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
*      Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
*      Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
*      Praktis penggunaannya.
Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
*      Observasi  berstruktur,  yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya.  Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan  dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
*      Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
*        Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
*        Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu.
*        Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
Kelebihan dari jenis tes ini adalah Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena, Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan, Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observas, dan Tidak terikat dengan laporan pribadi. Kekurangannya Seringkali  pelaksanaan  observasi  terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri, Biasanya masalah pribadi sulit diamati, dan Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.
2.      Wawancara (Interview)
wawancara adalah suatu teknik pengumpulan  data dengan jalan mengadakan  komunikasi  dengan sumber.  Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi). Maksudnya adalah semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri suaranya.
Ada dua jenis wawancara :
*       Wawancara   terpimpin  (guided  interview),  biasanya  juga  dikenal  dengan  istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan  yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
*       Wawancara  tidak  terpimpin  (un-guided  interview),  biasanya  juga  dikenal  dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non- systematic   interview)   atau   wawancara   bebas,   diamana   responden   mempunyai kebebasan  untuk  mengutarakan  pendapatnya,  tanpa  dibatasi  oleh  patokan-patokan yang  telah  dibuat  oleh  evaluator.
Ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :
1)  Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2)  Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 
3)  Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
Kelebihan Wawancara :(1)  dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu ; (2) mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber ; (3) Pertanyaan dapat diajukan secara  berurutan  sehingga  sumber  dapat  memahami  maksud  penelitian  secara  baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula ; (4) Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan ; (5) Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
Kelemahan Wawancara : (1) memerlukan  banyak waktu  dan tenaga  dan juga mungkin  biaya ; (2) dilakukan  secara tatap muka,  namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi ; (3) keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara.
3.      Angket (Questionnare).
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam  proses  pembelajaran  terutama  adalah  untuk  memperoleh  data  mengenai  latar belakang  peserta  didik sebagai  salah satu bahan dalam menganalisis  tingkah laku dan proses belajar mereka.
Beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
       Mengumpulkan   informasi   sebanyak   mungkin   dari   siswa   tentang   pembelajaran matematika.
       Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu.
        Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
        Membantu anak yang lemah dalam belajar.
        Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
*      Pertanyaan  fakta adalah pertanyaan  yang menanyakan  tentang fakta antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.
*      Pertanyaan  perilaku  adalah  apabila  guru menginginkan  tingkah  laku  seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.
*      Pertanyaan    informasi   adalah   apabila   melalui   instrument   itu   guru   ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
*      Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan  predisposisi,  dan nilai-nilai  yang berhubungan  dengan  objek  yang dinilai.
Kelebihan angket : Dengan  angket kita dapat memperoleh  data dari sejumlah  anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang singkat, Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama, dan dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan. Kelemahan angket, antara lain : Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal- hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali ; Kadang-kadang  pertanyaan  yang  diberikan  tidak  dijawab  oleh  semua  anak,  atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail; dan Ada  kemungkinan  angket  yang  diberikan  tidak  dapat  dikumpulkan  semua,  sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.
4.      Pemeriksaan Dokumen  (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa  menguji  (teknik  non-tes)  juga  dapat  dilengkapi  atau  diperkaya  dengan  cara melakukan  pemeriksaan  terhadap  dokumen-dokumen,  misalnya:  dokumen  yang menganut  informasi  mengenai  riwayat  hidup  (auto biografi),  seperti kapan kapan  dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan  sebagainya.  Selain  itu  juga  dokumen  yang  memuat  informasi  tentang  orang  tua peserta  didik,  dokumen  yang memuat  tentang orang tua peserta  didik, dokumen  yang memuat tentang lingkungan non-sosial,  seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya.
5.      Study Kasus (Case Study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar.
Studi kasus sering digunakan  dalam evaluasi,  bimbingan,  dan penelitian.  Studi ini menyangkut  integrasi  dan  penggunaan  data  yang  komprehensif  tentang  peserta  didik sebagai  suatu  dasar  untuk melakukan  diagnosis  dan mengartikan  tingkah  laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah  satu  alat  yang  digunakan  adalah  depth-interview  , yaitu  melakukan  wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan  dan kebutuhan,  perkembangan  kesehatan,  dan sebagainya.
 Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya  adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan,  melainkan  hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.