Apa yang pertama kali terlintas di benak anda, bila disuguhkan dengan
sebuah pertanyaan “Menurut anda apa itu
evaluasi?” . Tentunya anda tidak akan menjawabnya hanya dengan senyuman
saja ‘kan? Pastinya anda akan menjawab, EVALUASI adalah proses untuk mengetahui
ketercapaian sebuah tujuan, salah satu cara menuju perbaikan, kegiatan yang
biasa dilakukan guru di sekolah, proses untuk mengukur dan menilai sebuah
kegiatan berdasarkan parameter tertentu, atau kegiatan mengambil keputusan
tentang keberlangsungan sebuah program. Adakah yang salah dengan semua
jawaban tersebut? Tidak ada. Namun alangkah lebih baiknya sahabat semua cari
referensi lagi yang akurat dan terpercaya yang bersumber pada pakar-pakar ilmu
pengetahuan tentang pendidikan beserta evaluasinya .... ^.^
Jadi pada intinya, evaluasi itu merupakan suatu kegiatan mengukur dan
menilai berdasarkan parameter tertentu yang tujuan akhirnya adalah untuk
melihat kualitas/tingkat ketercapaian dari kegiatan yang sudah
dijalankan. Apakah sudah sesuai dengan yang telah direncanakan atau
belum? Apakah kegiatan yang dijalankan sudah layak atau bermanfaat?
Apakah kegiatan yang dijalankan harus dimodifikasi atau diganti sama
sekali?
Agar proses yang dilakukan tersebut berjalan secara efektif, maka
dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan prinsip-prinsip. Salah satunya
adalah dengan memilih teknik evaluasi yang sesuai dengan karakteristik yang
akan diukur, menggunakan berbagai teknik evaluasi guna mendapatkan evaluasi
yang menyeluruh.
Berikut adalah penjelasan mengenai tehnik Evaluasi untuk mengetahui
seberapa berhasilnya proses evaluasi berjalan di dalam dunia pendidikan....
TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN
Tentunya, evaluasi mempunyai beberapa teknik yang berusaha mencari
solusi lebih baik dalam mengejar keerhasilan belajar. Pada dasarnya evaluasi
itu dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk tes yaitu :
- Teknik non tes
- Teknik tes
JJ{TEKNIK NON TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN{JJ
1. Karakteristik dari tehnik ini yaitu :
Teknik
non tes dalam evaluasi pembelajaran yaitu Teknik penilaian yang
dilakukan tanpa menggunakan tes. Maksudnya adalah
penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa
menguji peserta didik.
Dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan
tanpa menguji peserta didik.
Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil
belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa
yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui
atau dipahaminya.
instrument ini berhubungan dengan penampilan yang
dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat
diamati dengan panca indra.
2.
Jenis – Jenis Non Tes
1. Pengamatan (Observation)
Observasi
adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Tujuan utama observasi antara lainn :
Mengumpulkan
data dan inforamsi
mengenai suatu fenomena,
baik yang berupa peristiwa maupun
tindakan, baik dalam situasi
yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.
Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru
maupun peserta didik), interaksi antara peserta
didik dan guru,
dan faktor-faktor yang
dapat diamati lainnya,
terutama kecakapan sosial (social skill)
Menilai
tingkah laku individu
atau proses yang
tejadi dalam situasi
sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.
Observasi
mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara
sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
Praktis penggunaannya.
Jika kita
melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
Observasi
berstruktur, yaitu semua kegiatan
guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka
kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah
ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan
tegas.
Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan
guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti.
Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Apabila
dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara,
yaitu:
*
Observasi langsung, observasi yang dilakukan
secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
*
Observasi tak langsung, yaitu observasi yang
dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu.
*
Observasi partisipasi, yaitu observasi yang
dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi
objek yang diteliti.
Kelebihan
dari jenis tes ini adalah Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai
macam fenomena, Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun
guru yang sedang melakukan suatu kegiatan, Banyak hal yang tidak dapat diukur
dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observas, dan Tidak terikat dengan
laporan pribadi. Kekurangannya
Seringkali pelaksanaan observasi
terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan
dari observer ataupun observasi itu sendiri, Biasanya masalah pribadi sulit
diamati, dan Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi
jenuh.
2.
Wawancara (Interview)
wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber. Komunikasi
tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung
maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi). Maksudnya adalah semua
proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya
sendiri suaranya.
Ada dua jenis wawancara :
Wawancara terpimpin
(guided interview), biasanya
juga dikenal dengan
istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau
wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu
dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam
bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini
responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah
disediakan.
Wawancara tidak
terpimpin (un-guided interview),
biasanya juga dikenal
dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara
tidak sistematis (non- systematic
interview) atau wawancara
bebas, diamana responden
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan
pendapatnya, tanpa dibatasi
oleh patokan-patokan yang telah
dibuat oleh evaluator.
Ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :
1) Untuk memperoleh informasi
secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2) Untuk melengkapi suatu
penyelidikan ilmiah.
3) Untuk memperoleh data agar
dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
Kelebihan
Wawancara :(1) dapat secara luwes mengajukan pertanyaan
sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu ; (2) mengetahui perilaku
nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat
pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber ; (3) Pertanyaan dapat diajukan
secara berurutan sehingga
sumber dapat memahami
maksud penelitian secara
baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula ; (4) Jawaban
tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan ;
(5) Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
Kelemahan Wawancara : (1) memerlukan banyak waktu
dan tenaga dan juga mungkin biaya ; (2) dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam
menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi ; (3) keberhasilan wawancara sangat
tergantung dari kepandaian pewawancara.
3. Angket
(Questionnare).
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan
angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk
memperoleh data mengenai
latar belakang peserta didik sebagai
salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka.
Beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
• Mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin
dari siswa tentang
pembelajaran matematika.
• Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai
tingkat penguasaan tertentu.
• Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam
belajar.
• Membantu anak yang lemah dalam belajar.
• Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa
dalam pembelajaran matematika.
Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti jumlah
sekolah, jumlah jam belajar, dll.
Pertanyaan perilaku
adalah apabila guru menginginkan tingkah
laku seseorang siswa dalam
kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.
Pertanyaan informasi
adalah apabila melalui
instrument itu guru
ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
Pertanyaan pendapat dan
sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan predisposisi,
dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan objek
yang dinilai.
Kelebihan angket : Dengan
angket kita dapat memperoleh data
dari sejumlah anak yang banyak yang
hanya membutuhkan waktu yang singkat, Setiap anak dapat memperoleh sejumlah
pertanyaan yang sama, dan dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat
dihindarkan. Kelemahan angket,
antara lain : Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas,
sehingga apabila ada hal- hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan
kembali ; Kadang-kadang pertanyaan yang
diberikan tidak dijawab
oleh semua anak,
atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara
mendetail; dan Ada kemungkinan angket
yang diberikan tidak
dapat dikumpulkan semua,
sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang
diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.
4. Pemeriksaan
Dokumen (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau
keberhasilan belajar peserta didik tanpa
menguji (teknik non-tes)
juga dapat dilengkapi
atau diperkaya dengan
cara melakukan pemeriksaan terhadap
dokumen-dokumen, misalnya: dokumen
yang menganut informasi mengenai
riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama
yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya.
Selain itu juga
dokumen yang memuat
informasi tentang orang
tua peserta didik, dokumen
yang memuat tentang orang tua
peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan
non-sosial, seperti kondisi bangunan
rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya.
5. Study
Kasus (Case Study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses
tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Misalnya peserta
didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau
kesulitan dalam belajar.
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan,
dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi
dan penggunaan data
yang komprehensif tentang
peserta didik sebagai suatu
dasar untuk melakukan diagnosis
dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan
studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber
dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu
alat yang digunakan
adalah depth-interview , yaitu
melakukan wawancara secara
mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan,
latar belakang keluarga, kesanggupan dan
kebutuhan, perkembangan kesehatan,
dan sebagainya.
Kelebihannya adalah dapat
mempelajari seseorang secara mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar