Senin, 13 Januari 2014

STRATEGI PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KURIKULUM 2013



STRATEGI PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KURIKULUM 2013
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Hingga saat ini Kurikulum kita telah 7 kali mengalami pergantian bahkan akan menjadi 8 kali perubahan artinya kurikulum baru akan segera diliris yaitu kurikulum 2013 yang sedang dilakukan proses sosialisasi. Dikurikulum ini aspek afektif lebih diperhatikan lagi. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan itu. Jika diamati perubahan kurikulum dari tahun 1947 hingga 2006 yang menjadi faktor atas perubahan itu diantaranya: (1) menyesuaikan dengan perkembangan jaman, hal ini dapat kita lihat awal perubahan kurikulum dari rentjana pelajaran 1947 menjadi renjtana pelajaran terurai 1952. Awalnya hanya mengikuti atau meneruskan kurikulum yang ada kemudian dikembangkan lagi dengan lebih menfokuskan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. (2) kepentingan politis semata, hal ini sangat jelas terekam dalam perubahan kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurklum 2006 (KTSP). Secara matematis masa aktif kurikulum 2004 sebelum diubah menjadi kurikulum 2006 hanya bertahan selama 2 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan sebelum-sebelumnya. Dalam kurun waktu yang singkat ini, kita tidak bisa membuktikan baik tidaknya sebuah kerikulum. Hal senada juga diungkapkan oleh Bagus (2008), menyebutkan bahwa lahirnya kurikulum 1968 hanya bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
            Dalam proses berjalannya pembelajaran , diperlukan strategi agar hasil dari proses belajar serta proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Strategi di proses pendidikan ini berisi rencana yang berisi rancangan yang dituangkan di RPP yang terdapat dampak pengiring serta dampak pengajarannya. Untuk kurikulum yang barupun yaitu kurikulum 2013 di perlukan strategi yang sesuai agar mendukung jalannya proses pembelajaran serta evaluasi. Evaluasipun tidak lepas dari adanya seperangkat pengajaran ini atau kurikulum. Berikut adalah penjelasan mengenai strategi penilaian hasil belajar untuk kurikulum 2013.


1.      METODE PENILAIAN
Metode penilaian yang saya fahami adalah cara atau pelaksanaan yang merupakan tindak lanjut dati pengukuran yang berdasarakan pada data-data yang telah terkumpul dimana objek penilai tersebut berhubungan dengan afektif serta psikomotorik dari peserta didik. Evaluasi hasil belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaandan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atautugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.
 Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Metode penilaian ini ada dua jenis yaitu :
a.       Tes

  •       Tes tertulis: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan; esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.
  •   Tes kinerja

§ Perilaku terbatas, yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan
§ Prilaku meluas, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut.

b.      Non tes
            Nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Karakteritik dari non tes ini yaitu :
o   Digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1, spriritual dan KI-2, sosial).
o   Menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.
o   Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.
Teknik dan Instrumen Penilaian
      Teknik
1. Penilaian Unjuk Kerja
            Digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.
*      Daftar Cek
            Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak.
*      Skala Penilaian
              Dilakukan apabila kinerja peserta didik cukup kompleks sehingga tidak cukup hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, misalnya 1, 2, dan 3.
*      Setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3.
*      Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik.


2.      PENILAIAN SIKAP
·         Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek.
·         Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang
·         Komponen penilaian sikap
      Afektif
       perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek
      Kognitif
       kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek
      Konatif (prilaku)
       Kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Sikap  Yang Perlu Dinilai Dalam Proses  Pembelajaran
         Sikap (minat) terhadap materi pelajaran
         Sikap terhadap guru/pengajar
         Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran
·         Teknik penilaian sikap
1.      Observasi perilaku
             Dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah
2.       Pertanyaan langsung
            menanyakan secara langsung tentang sikap peserta didik berkaitan dengan sesuatu hal. (“Peningkatan kedisiplinan, ketertiban, dll.” )
3.      Laporan Pribadi
            Teknik ini meminta peserta didik membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia.

3.PENILAIAN  PROYEK
              Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian proyek adalah sebagai berikut :
      Kemampuan pengelolaan
              Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
      Relevansi
              Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
      Keaslian
              Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
        Sedangkan untuk teknik penilaian proyek yaitu : Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
4.      PENILAIAN  PRODUK
        Merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
      Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
      Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
      Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan
Sedangkan untuk teknik penilaian produk.adalah :
v  Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
v  Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
5.      PENILAIAN  PORTOFOLIO
              Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
              Hal-hal yang perlu diperhatikan :
      Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri
      Saling percayaantara guru dan peserta didik
      Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta
      Milik bersama antara peserta didik dan guru
              didik
      Kepuasan
      Kesesuaian
      Penilaian proses dan hasil (Penilaianportofoliomenerapkanprinsipproses dan hasil. Prosesbelajar yang dinilaimisalnyadiperolehdari catatan gurutentangkinerja dan karyapesertadidik)
      Penilaian dan pembelajaran.
6.      PENILAIAN  DIRI
              Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Jenis – jenis penilaian diri ini yaitu :
      Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu matapelajaran tertentu.
      Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
      Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
      Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
      Penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Untuk menentukan pencapaian kompetensi tertentu, peniaian diri perlu digabung dengan teknik lain.












                                          



Tidak ada komentar:

Posting Komentar